Pojok Bergalau

Hanya sebuah halaman tempat menumpahkan pikiran dan juga hasrat bergalau ria

Put your Google adsense code here.

Kamis, 29 Oktober 2009

Femmale Alphonse di pair ama OC...

Ya...iseng2 nulis fanfic gajhe kayak gini...

silahkan menikmati~

Pairing: Xue/FemAl…er…lebih tepatnya FemAl/OC

Rated: T Sajalah!

Disclaimer: Fullmetal Alchemist © Hiromu Arakawa. Honesty Feelings. Alchemist! © Saiia.

-

-

“Sebelum mati, setidaknya aku ingin pacaran sekali saja….”

Gumaman khas gadis itu keluar, tubuh bajanya membuatnya tak terlihat seperti seorang gadis. Malah sering dikira lelaki maniak armor. Tapi nggak masalah baginya karena sudah biasa, dan oke-oke aja diperlakukan layaknya laki-laki.

Ia duduk di pinggir kolam air mancur, menatap pemandangan sekeliling yang penuh pasangan kasmaran di sekitarnya. Membuatnya makin iri.

Tubuhku tak bisa merasakan sakit, tak bisa lelah, tak bisa merasakan lapar atau ngantuk…tapi kenapa ingin merasakan apa itu cinta?’ batinnya.

Ia kembali melihat pemandangan yang sedari tadi memang bikin iri tersebut, ada pasangan yang sedang bermesra ria, ada gadis yang sedang merayu pacarnya supaya dibeliin cincin berlian atau mobil BMW, ada yang sedang makan sepiring berdua, bahkan ada yang norak dengan main kejar-kejaran di sela-sela pohon layaknya film Bollywood. Lengkap lagu Kuch-Kuch Hotahai pula.

Apa ada lelaki yang akan suka padaku seandainya aku tetap bertubuh zirah?’

Melihat pasangan norak tadi, Al justru berkecil hati. Bahkan bebek di belakangnya yang sedang berenang-renang tak mau kalah mesra. Sang bebek jantan mengajak sang bebek betina main polo air(?), atau adu renang.

“Hh…bahkan bebek aja nggak sendirian…” gumamnya pasrah, ia berjalan menuju hotel mumpung belum terlalu malam dan walau nggak ada nasehat, ‘Bahaya kalau perempuan jalan sendirian malam-malam’ buatnya, tapi Al terapkan juga nasehat tersebut.

-

-*-*-

-

“Ed! Ayo ke dokter! Kau sedang sakit ‘kan?!” omel Winry sesampainya Al di hotel.

“Nggak mau! Pokoknya nggak!” bantah Ed yang sekarang ngumpet di kolong meja.

“Ayo! Kau mau seumur hidup sakit perut? Nanti perutmu bisa diamputasi, mau hidup tanpa perut?” protes Winry balik. Al yang baru kembali dari kota keheranan melihat adegan kejar-kejaran ala Tom & Jerry ini.

“Winry…Nii-san kenapa?” tanya Al melihat Winry sudah siap dengan sapu untuk menyodok Ed keluar dari kolong meja.

“Al! Ini kakakmu, dia diare gara-gara makan makanan percobaannya sendiri! Dia nggak mau ke dokter padahal Xue sekarang juga sedang nggak ada!”

“Percobaan? Nii-san, memang kau makan apa?!” tanya Al lagi berbalik melihat sang kakak sedang disodok sapu oleh Winry. Makin lama makin mirip ibu-ibu ngusir tikus rumahan.

“E…anu..” Ed akhirnya buka mulut walau kepayahan, perutnya lagi-lagi melilit, dan buang angin terus menerus membuat nyamuk di dekatnya langsung mati, “Cu-cuma coba nyampurin agar-agar merah dan agar-agar hijau, dicampur lagi dengan kuah bakso lalu kutambah cabe keriting diblender dengan cabe hijau... kali aja aku punya obsesi koki bintang lima…” ujar Ed meniru sebuah iklan rokok.

“Nekat amat!” Al geleng-geleng kepala, “Ayo ke dokter!”

“Ogah!” Ed menggeleng, “Aku nggak mau disuntik!” ujarnya membayangkan jarum suntik segede bambu runcing.

“Nii-san!”

DUAK!

“Nah, ayo Ed, ku antar ke dokter…” Akhirnya kejar-kejaran dan tangkap menangkap dimenangkan oleh Winry. Dengan cara kekerasan, yaitu pukulan kunci inggris maut yang sukses membuat Ed tak berdaya.

“Egh…kau membuatku makin sekarat Winry, kalau aku sampai mati, kau akan kutuntut ke pengadilan…” kutuk Ed sebelum pingsan dengan lebaynya.

“Haha, ada-ada aja…Al, aku pergi membawa Ed ke dokter depan stasiun! Karena agak jauh, mungkin jadinya agak malam pulangnya…” pamit Winry sambil menyeret Ed.

“Iya…hati-hati ya!” lambai Al pada Winry.

“Dokter depan stasiun ya…” gumam Al, sedetik kemudian Al sadar kalau dokter di depan stasiun tersebut adalah dokter hewan.

-

-*-*-

-

Malam begitu sunyi. Al yang memang nggak bisa merasakan kantuk, akhirnya duduk di samping tempat tidur.

“Sepi…”

Al teringat lagi pemandangan tadi. Pemandangan yang membuatnya iri.

“Hhh…aku begini bukan berarti nggak ada yang kusukai ‘kan?”

Al menghela napas. Meratapi tubuhnya yang membuatnya terlihat sebagai laki-laki ini, ditambah ia selalu sendirian di tengah malam karena tak bisa tidur.

“Nii-san dan Winry lama….Xue juga belum kembali…”

Menyebut nama Xue, Al teringat sendiri akan sosok yang membuatnya merasakan apa yang namanya perasaan ‘suka’.

Ia teringat lelaki tinggi berkulit putih tersebut. Berambut hitam lurus yang ditutupi topi rajut. Ia suka pandangan mata lembut yang terpancar dari Alchemist negeri timur tersebut. Xue adalah anak kaisar Xing terdahulu yang terdampar di barat. Al juga menyukai Xue saat pemuda itu bertarung, maupun sedang mengobati orang lain menggunakan Alchemy miliknya. Yah, bagi Ed, itu menguntungkan karena mereka memiliki dokter pribadi kalau pemuda timur bernama lengkap Xue Fei itu ikut mereka.

“Benar-benar sepi…aku juga jadi ingin cepat-cepat kembali ke tubuhku…” ratapnya.

KRIK-KRIK-KRIK…

Jangkrik mulai bernyanyi-nyanyi ria, tapi Al sama sekali tak mempedulikan jangkrik-jangkrik pengamen tersebut. Sekalipun si jangkrik nge-rap dan akhirnya dangdutan.

TOK-TOK…

“Ng?”

Alphonse mendengar ketukan dari arah pintu, ia segera membuka pintu kamar. Terlihat seseorang berlumuran darah berdiri di depannya.

“Higyaa!! Zombie!!” teriak Al lebay melihat orang tersebut berjalan gontai ke arahnya. Persis zombie Resident Evil yang sering di mainkan Al.

“Al! Ini aku! Xue!” ujar si Mister Zombie.

“Xue?” Tanya Al.

“Ah Al…maaf, aku telat dan bikin kamu kaget…” Xue tersenyum lembut. Yang kalau saja Al manusia, pasti sekarang ia sudah jantungan.

“Ng…i-iya…ano…Winry membawa Nii-san ke dokter karena diare…” jelas Al menutup pintu kamar setelah Xue masuk.

“He? Ah…kalau tadi aku kembali lebih cepat, Ed tak perlu dibawa ke dokter…” ujar Xue duduk di sebelah Al sambil membersihkan dirinya dengan handuk.

“Xue, kau luka? Darah itu?” Tanya Al setengah cemas sambil menunjuk darah di wajah dan pakaian dokter alkemi itu.

“Oh ini?” Xue memperlihatkan noda darah di handuknya, “Ini darah ayam…”

“Ayam?!”

“Iya…” ujar Xue kesal mengingat kejadian yang menimpanya tadi.

“Tadi sore aku selesai mengobati seseorang yang kebetulan kutemui di tengah jalan dan ternyata saat aku mengobati, ada seorang peternak ayam yang melihatku dan memohon agar mengoperasi ayamnya yang kejang-kejang dan muntah darah. Padahal tinggal digoreng juga beres! Bikin lama!”

“Hahaha…” tawa Al.

Al melihat mata Xue sudah setengah sayu, pasti mengantuk ditambah lelah karena perkara ayam tersebut.

“Xue, tidurlah!” pinta Al.

“He? Kamu?” kelihatan jelas Xue menahan kantuk.

“Nggak apa, aku biasa sendirian kok!” Al mempersilahkan Xue untuk tidur. Xue yang menerima tawaran tersebut akhirnya hanya bisa melempar senyum pada Al.

“Maaf ya, permisi, aku tidur dulu. Oyasumi…” nggak pakai basa-basi, Xue langsung tidur bersandar di samping Al. membuat gadis zirah tersebut kaget.

“Ee…Xue?”

Al akhirnya pasrah melihat Xue sudah berlayar ke pulau mimpi. Ia membiarkan Alchemist timur tersebut bersandar padanya.

“Oyasumi, Xue…”

Aku tambah ingin kembali ke tubuhku, dan kalau berhasil, akan kunyatakan perasaanku pada Xue…’

-The End?-

*-*-*-*-*-*-*-*-*

OMAKE

*-*-*-*-*-*-*-*-*

“Permisi dokter! Ini pasiennya! Tolong periksa! Dia diare!” ujar Winry menyerahkan Ed pada dokter di hadapannya.

Si dokter kelihatan bingung, dia menatap lekat-lekat tubuh Ed.

“Ini jenis apa Mbak?” tanya si dokter keheranan, “Monyet spesies baru yah?”

“Hah?” Winry ikut-ikutan lemot, “Mo-monyet?”

“Iya, Ini hewan ’kan Mbak? Disini klinik hewan loh!”

“O Em Ji!” Winry baru ‘ngeh’ ketika melihat kucing, anjing, harimau, komodo bahkan anak brontosaurus berkeliaran di sekitarnya.

-End of OMAKE-

Semoga anda menikmati.

salam FMALover se-nusantara~ Aya-chan...

Label: ,

0 Comments:

      Posting Komentar